Picture
Monosodium Glutamat (MSG),atau Vetsin
SURABAYA - Monosodium Glutamat atau yang lebih dikenal dengan nama MSG, merupakan penyedap rasa yang terbuat dari Garam natrium yang berasal dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino non - esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami.

Produsen makanan industri dikenal sangat gemar menambahkan MSG ke dalam produk makanan yang dproduksi oleh mereka. Penggunaan MSG dipercaya sebagai penguat cita rasa, karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.

Karena saking populisnya penggunaan MSG, hingga penggunaannya merambah ke dalam lingkungan dapur rumah tangga kita. MSG kini digunakan juga sebagai salah satu bumbu masakan wajib, yang berfungsi untuk menggurihkan, dan menyedapkan hidangan. Banyak orang menutup mata akan segala efek samping yang mungkin bisa timbul dengan banyaknya penggunaan MSG dalam segala elemen hidangan, baik hidangan di dalam rumah tangga, hidangan jajanan (baik snack, ataupun gorengan). Jika kita masih bingung dengan berapa banyak kandungan MSG yang kita makan setiap harinya, tidak ada salahnya, kita mencoba membuat daftar konsumsi kita, sehingga kita bisa mengulas nya secara lengkap.

MSG sangat sering ditambahkan pada daging, tahu, tempe, ikan segar sebelum diolah, dengan berbagai macam alasan, tentunya salah satunya adalah memperkuat aroma, dan menghilangkan bau alami dari bahan masakan yang kadang terlalu kuat menusuk. Sebenarnya tanpa kita sadari beberapa produsen bahkan tidak sungkan untuk menambahkan MSG pada sejumlah makanan, antara lain: tomat, jagung, telur, ikan, dan daging adalah beberapa di antaranya. Dan tentu saja MSG juga dapat dengan pasti ditemukan pada makanan olahan.

MSG dengan kadar beragam bahkan telah menjajah beberapa produk lainnya antara lain; makanan beku, makanan kaleng, makanan instan, dan beberapa minuman kemasan. MSG tidak hanya ada pada produk makanan dan minuman kemasan atau olahan seperti saus, keju, dan yogurt. Pada bahan makanan segarpun MSG sering ditemukan.

Lalu berapakah batas aman vetsin / MSG bagi tubuh manusia?
Menurut Badan Kesehatan Sedunia (WHO) asupan MSG per hari yang disarankan adalah sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi dengan asumsi, jika seseorang memiliki berat badan 50 kg, maka konsumsi MSG yang dianjurkan menurut perhitungan tersebut kira - kira 6 gr (2 sendok teh) per hari. Rumus ini hanya berlaku pada orang dewasa. Dan sayangnya, WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi dengan umur di bawah 12 minggu.

Rambu-rambu 'batas aman' itulah yang ingin disiasati produsen. Bagiamanapun juga fakta di lapangan membuktikan bahwa MSG membuat makanan lebih gurih dan nikmat. Di Indonesia, telah banyak produk-produk berlabel bebas vetsin atau bebas MSG beredar. Label itu banyak terdapat pada biskuit dan penyedap rasa.

Tapi benarkah produk itu benar-benar bebas MSG, butuh pengamatan lebih lanjut. Konsumen sebenarnya bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk mengetahuinya. Antara lain dengan meneliti produk yang diklaim bebas MSG itu. Bila dalam labelnya terdapat kata-kata autolyzed yeast, hydrolyzed soy protein, atau sodium caseinate, maka artinya produk tersebt mengandung MSG. Selain kata hydrolyzed, cek pula kata amino acid. Sebab, asam amino juga sering menjadi samaran untuk menutupi keberadaan MSG dalam suatu produk.

Penyedap rasa yang diproduksi di Indonesia umumnya merupakan hasil gula tetes tebu (molase). Gula tetes yang banyak mengandung glutamin itu diproses sedemikian rupa hingga mengeluarkan asam glutamat. Pada produk penyedap rasa terdapat sekitar 40 persen MSG.

Sebenarnya, tidak terlalu berbahaya mengonsumsi MSG, asal tidak terlalu sering dan ‘obral’ dalam pemakaiannya. Apalagi, kini MSG juga telah dimodifikasi menjadi kaldu instan. Yang banyak beredar ialah penyedap rasa kaldu sapi dan kaldu ayam. Meski disebut kaldu, ia tetap mengandung MSG, tak berbeda dengan vetsin biasa. Sejumlah bahaya yang disinyalir adalah akibat dari mengkonsumsi MSG secara berlebihan antara lain; migrain, sulit bernafas, kerusakan retina, dan bahkan kanker.

Gejala umum yang biasa terjadi, ketika kita menikmati makanan yang mengandung MSG / vetsin berlebihan adalah leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Gejala ini sering disebut sebagai ‘sindrom restoran Cina’. Menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala tersebut, dan gejala tersebut baru mulai memudar dalam jangka waktu dua jam kemudian.

MSG,dapat menembus plasenta pada saat kehamilan, menembus jaringan penyaring antara darah otak, dan menyusup ke lima organ circumventricular. Pelindung darah otak yang terkontaminasi dapat mengakibatkan kelainan hati, trauma, hipertensi, stres, demam tinggi dan proses penuaan. MSG juga memicu reaksi gatal, bintik merah di kulit, mual, dan muntah sakit kepala, migren, asma, gangguan hati, ketidakmampuan belajar dan depresi. Penggunaan MSG lebih berisiko pada bayi dan anak-anak.

Lalu bagaimanakah kiat untuk menyedapkan, dan menambah aroma masakan secara alami tanpa menggunakan MSG?
Sebenarnya nenek moyang kita adalah satu bangsa yang patut bersyukur, karena dikaruniai keaneka ragaman hayati. MSG bukan satu - satunya penyedap rasa yang dimiliki oleh nenek moyang kita, karena nenek moyang kita telah memiliki penyedap rasa yang tidak kalah nikmatnya yang telah mewarnai bumbu - bumbu masakan tradisional, dan modern tanpa kita sadari. Salah satunya yang cukup Populer adalah penggunaan KEMIRI sebagai bahan utama penyedap rasa, dan penguat aroma masakan.

KEMIRI seperti kita ketahui memiliki banyak sekali asupan gizi, dan kegunaan yang jauh lebih bermanfaat serta menguntungkan bagi tubuh kita. Jika kita adalah pribadi yang sangat peduli akan kesehatan individu, ataupun kesehatan Keluarga, janganlah pernah ragu untuk menggunakan produk - produk alami sebagai penyedap rasa alami pengganti MSG. Walaupun telah menjadi semacam dogma di pikiran kita bahwa rasa masakan kurang lah mantap jika tidak dicampur MSG, itu hanyalah anggapan umum dan sempit. Karena rasa makanan itu dipengaruhi dari teknik memasak kita pribadi, dan kepandaian kita dalam mengolah bumbu alami.

Untuk memilih Kemiri yang terbaik sebagai campuran bumbu masakan, silahkan baca artikel kami sebelumnya; 'Tips dan Trik dalam Memilih Produk Kemiri', atau klik disini.

Semoga informasi di atas bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua, bahwa menyajikan hidangan yang terbaik adalah menyajikan hidangan yang alami, sehat, dan bergizi untuk tubuh kita pribadi, dan tubuh Keluarga kita. WE ARE WHAT WE EAT

Picture
Kemiri Pecahan NTT
Picture
Kemiri Utuh NTT
4/15/2014 12:09:12 pm

Alhamdulillah, masih ada yang peduli atas bumbu alami di tengah-tengah maraknya bombardir akan bumbu buatan or vetsin dari Monosodium Glutamat yang masih kontroversi di tengah masyarakah Indonesia. Saya bersyukur bisa membaca dan mendapat info yang berharga dari web ini.

Ayooo kembali kepada bumbu alami yang Halal dan Thoyyib , seperti bumbu kemiri, dll. Dan jika tidak sempat mendapatkan kemiri, bisa kita membeli bumbu alami yang sudah dibotolkan, misalnya: bumbu Sulthan yang bisa dibeli di supermarket2 dan pasar-pasar lainnya, Tip Top dll

Reply



Leave a Reply.